13 September 2018 | Kegiatan Statistik Lainnya
Oshy Lelo,
tinggal di Kota Kupang
Gemu Fa Mi Re" Peserta Terbanyak berhasil terpecahkan dengan 346 ribu peserta, serentak di beberapa kota (Kompas.com).
Rekor ini memecahkan Poco-Poco dengan 65 ribu peserta pada 5
Agusus 2018 atau lima kali peserta tari Poco-Poco. Ini menjadi sejarah baru
yang diciptakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menyambut hari
ulang tahunnya yang ke-73 pada tanggal 5 Oktober mendatang. Piagam penghargaan
rekor MURI diterima
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Jakarta.
Pemecahan rekor MURI ini dibagi dalam tiga zona waktu
yakni Indonesia barat, Indonesia tengah dan Indonesia timur. Di Kupang
pemecahan rekor MURI tarian Gemu Fa Mi Re berlangsung
di alun-alun Rumah Jabatan Gubernur NTT di Jalan El Tari. Peserta menggunakan
seragam olahraga angkatan masing-masing baik TNI maupun Polri. Tak lupa juga
mereka menggunakan selendang dan penutup atau ikat kepala ciri khas Maumere,
Flores dan NTT.
"Tari ini adalah tari yang mempersatukan, dan saya sangat bangga dengan
pemecahan rekor MURI ini,"
ucap Hadi. Sementara CEO MURI Jaya
Suprana mengatakan Tari Gemu Fa Mi Re ini
bukan hanya memecahkan rekor MURI tetapi juga rekor dunia. Pasalnya
baru kali pertama digelar Tari Gemu Fa Mi Re dengan
jumlah peserta terbanyak.
Hari Selasa, 4 September 2018 tentu menjadi hari yang tak
terlupakan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Apresiasi kepada TNI yang
telah mempromosikan tari ini.
Kota Maumere, Flores dan NTT menjadi terkenal di seantero Nusantara
bahkan dunia. Bangga dan haru menyaksikan gerakan harmoni yang dilakukan secara
kolosal ratusan ribu orang. Satu komando TNI-lah yang memungkinkan pagelaran
akbar ini bisa terjadi.
Frans Cornelis Dian Bunda alias Nyong Franco sang pencipta lagu tentu
berbangga. Begitu juga mereka yang bekerja di belakang layar, termasuk Orasius Simon Sawu (Choin alias Oshy Lelo).
Oshy tentu bangga dan mungkin juga tidak pernah menduga,
setidaknya beberapa jam sebelum dimakamkan pada Selasa 4 September 2018, Gemu Fa Mi Re berhasil
memecahkan rekor dunia. Oshy dan kawan-kawannya merupakan pegiat seni kreatif
pendukung Gemu Fa Mi Re.
Mengenang Oshy Lelo
Sound engineer dan
fotografi, dunia yang terpaksa saya gumuli berkenaan dengan meninggalnya
sahabat kami di Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sikka, Oshy Lelo pada
Minggu, 2 September 2018 jam 19.20 Wita di RSUD dr. T. C. Hillers Maumere
karena sakit. Oshy meninggalkan istri tercinta Katharina Marlina dan empat
orang anak, Abe Lelo, Valery Lelo, Vanesa Lelo, dan Maria Lelo.
Oshy dikenal memiliki beberapa minat dan keahlian yang tidak umum.
Dunia kreatif adalah dunia yang tidak umum dan tanpa batas. Dalam sebuah lomba
foto yang diadakan oleh BPS RI di Jakarta, Oshy meraih juara pertama. Dengan
penampilannya yang sederhana, rendah hati dan apa adanya, kita akan terkecoh.
Di saat-saat terakhirnya Oshy masih bisa menghasilkan gambar yang
luar biasa hanya dengan kamera HP. Pada 10 Agustus 2017 Oshy menulis, "My
Sky Ga kuat lagi pegang DSLR, HP az bersyukur ms bisa jepret".
Pada tanggal 26 September 2017 Oshy pun masih bisa memotret Gedung BPS
Kabupaten Sikka dari udara dengan menggunakan drone, dan menuliskan "Selamat
Hari Statistik Nasional, BPS Horoooo...." Rupanya itu
menjadi ucapan terakhir darinya.
Dalam dunia sound engineer, Oshy atau Choin Entertainment berhasil
menangani beberapa event besar, salah satunya Suryanation Maumere Jazz Fiesta
Flores 2017. Sound engineer, saya bahkan takut melihat banyaknya tombol dan
canggihnya peralatan sound itu, mungkin itu sebabnya sound, multimedia dan
lighting kurang diminati. Anak muda sekarang lebih terobsesi jadi artis instan,
perform di stage yang gemerlap ketimbang bekerja di belakang layar. Saya hanya
bisa berdoa, "Bantu saya Oshy menelusuri duniamu".
Untunglah akun facebook "Oshy Lelo" berhasil menuntun
saya memasuki dunia baru ini. Saya mulai menelusuri jejak-jejak sound engineer
melalui tulisannya yang tampak
seperti seberkas cahaya di malam gelap.
"Apresiasi
dan terima kasih utk tim produksi Radio Sonia FM dan Lppl Suara Sikka Semalam
dengar acara Debat Terbuka Pilkada Sikka via radio dari hp butut sy. Next
mungkin lebih diperhatikan lagi audionya. Satu humming, yg kedua bergaung
seperti dalam tanki/tong. ...Sudah saatnya membangun gedung/aula pertemuan
apalagi dgn label Convention Center juga memprioritaskan tata akustik dan tata
suara yg baik. Akustik bukan sekadar bicara arsitektur dgn plafon gypsum yg
berkelok dan profil yg indah. Akustik adalah bgm penyebaran dan penyerapan
suara yg baik, di mana suara asli (direct sound) dan pantulan (reverbration)
terukur sesuai target yg ingin dicapai. Tata suara bukan soal LOUDSPEAKER saja,
dgn menyebar speaker yg byk dlm ruangan tetapi tingkat kekerasan suara yg
nyaman & artikulasi bunyi yg clear, enak di telinga."
Oshy Lelo menuliskan pendapatnya soal akustik dan tata suara yang
baik. Sebagai pemerhati sound ada pula tulisannya yang membuat saya
terbahak-bahak..
"di kota : "mas Sound Systemnya yang enak ya... bisa
didengerin kuping... ntar pas ada pesta di hall... pengunjung masih bisa
bercakap-cakap... walau Sound System kencang... jadi enak di dengar gitu lo...
GRAND PIANO bisa bersuara natural...."
Di desa : "mas Sound Systemnya yang kenceng... kalau bisa kampung sebelah
kedengaran... sampai tembus sawah ga masalah... udah ga usah diperhatiin tamu
dan bagian pelayanan yang harus membagikan makanan dengan BAHASA ISYARAT
(saking kencengnya ga bisa ngobrol...)"
Sound
Engineer, keruwetan yang menyenangkan di balik musik yang indah. Di balik
lagu Gemu Fa Mi Re yang
ringan dan riang, musik benar-benar menjadi sesuatu yang menyatukan dan
universal. "Let the Music Live n Loud Let Politics Lie n Die",
tulisnya pada 31 Januari 2018. "Biarkan Musik Hidup dan Keras, Biarkan
Politik Berbohong dan Mati"
"45 menit terlambat, 45 tahun terlalu cepat, #Thanks
God" rupanya menjadi ungkapan selamat ulang tahun terakhir pada 28 Mei
2018. Foto dalam berbagai pose dalam satu bingkai: penyanyi, gitaris, pemain
keyboard, dan bassis seolah menggambarkan keseluruhan pencapaiannya ataukah
obsesinya, hanya Oshy yang tahu.
Saya atas nama banyak orang, sekurang-kurangnya sahabatmu,
teman-teman di BPS Kabupaten Sikka dan BPS Provinsi NTT, Roy Pareira dan
seluruh sahabat-sahabatmu di dunia kreatif NTT, berterimakasih luar biasa,
terima kasih untuk inspirasi hidupmu bagi kami, sosok di balik rekor dunia Gemu
Fa Mi Re!
Sumber: http://kupang.tribunnews.com/2018/09/13/rekor-muri-gemu-fa-mi-re-tribute-to-oshy-lelo
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur (Statistics of Nusa Tenggara Timur Province)Jl. R. Suprapto No. 5 Kupang - 85111
Telp (0380) 826289
821755
Faks (0380) 833124
Mailbox : pst5300@bps[dot]go[dot]id
bps5300@bps[dot]go[dot]id
Tentang Kami