[OPINI] Inflasi Menjelang Natal dan Tahun Baru - Berita - Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur

Untuk layanan konsultasi data silahkan hubungi kami melalui 082247291975 (whatsapp only) atau melalui email pst5300@bps.go.id

Anda merasa pelayanan kami kurang optimal? Laporkan pengaduan anda disini 

| Anda hobi menulis? Submit Karya Ilmiahmu di Jurnal Statistika Terapan (JSTAR) BPS Provinsi NTT melalui tautan jstar.id

[OPINI] Inflasi Menjelang Natal dan Tahun Baru

[OPINI] Inflasi Menjelang Natal dan Tahun Baru

30 Desember 2018 | Kegiatan Statistik Lainnya


Oleh Putri Pamungkasih  (Statistisi BPS Provinsi NTT)

POS-KUPANG.COM - Tanpa terasa sebentar lagi kita akan mengakhiri tahun 2018 dan menyongsong tahun 2019. Nusa Tenggara Timur sebagai provinsi dengan mayoritas penduduk beragama Nasrani baru saja merayakan hari kelahiran Yesus Kristus, Hari Raya Natal pada tanggal 25 Desember.

Sebagaimana perayaan Hari Raya pada umumnya, maka perayaan Natal di Nusa Tenggara Timur ini sangat meriah dan dinantikan oleh semua pemeluk agama Nasrani. Sebagaimana perayaan Natal, perayaan Tahun Baru di Kota Kupang, ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur pun selalu meriah.

Menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, konsumsi masyarakat akan meningkat terutama komoditas pangan baik bahan makanan maupun makanan jadi. Sebagai contoh, di berbagai ruas jalan di Kota Kupang, sebagai ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat kita lihat berbagai aneka rupa kue kering dijual.

Pada hari-hari biasa, tidak pernah terlihat fenomena seperti itu. Toko-toko kue juga penuh sesak oleh masyarakat yang ingin membeli kue untuk jamuan para tamu yang berkunjung ke rumah. Pusat-pusat perbelanjaan pun tak kalah ramainya.

Pola konsumsi yang sifatnya musiman ini mengakibatkan permintaan terhadap hampir semua bahan makanan dan barang lainnya meningkat selama bulan Desember ini.

Meningkatnya permintaan bahan makanan ini apabila tidak dibarengi dengan ketersediaan barang maka akan menyebabkan peningkatan harga jual barang di pasar.

Seperti yang dilaporkan beberapa media lokal, menurut pantauan Satgas Pangan NTT di beberapa pasar tradisional di Kota Kupang, beberapa komoditas pangan yang banyak dibutuhkan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru seperti telur ayam, daging ayam, tepung terigu dan lain sebagainya mengalami kenaikan harga.

Bisa dibayangkan apabila permintaan semua barang kebutuhan konsumsi meningkat secara bersama-sama di bulan Desember ini, maka perlu dipastikan ketersediaan pangan.

Inflasi adalah perubahan positif Indeks Harga Konsumen. Kebalikannya adalah deflasi. Perubahan Indeks Harga Konsumen menggambarkan perubahan harga eceran barang dan jasa secara umum yang diwakili oleh sekeranjang barang dan jasa yang memilik proporsi paling besar dan penting dalam pengeluaran rumah tangga.

Menurut data inflasi yang disampaikan oleh BPS Provinsi NTT bahwa inflasi yang terjadi di Kota Kupang pada bulan November nilainya sebesar 0,87 terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada 5 kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan (0,33 persen), kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (0,38 persen), kelompok sandang (0,07 persen), kelompok kesehatan (0,01 persen), dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan (3,91 persen).

Apalagi saat ini perayaan Tahun Baru tinggal menghitung hari, maka kenaikan harga kebutuhan makanan, pakaian, perumahan dan perhiasan akan semakin naik seiring dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat.

Ditambah dengan kenaikan harga tiket pesawat pasca jatuhnya pesawat Lion Air JT610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang, maka diperkirakan inflasi bulan Desember akan lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi yang terjadi pada bulan November 2018.

Menurut kelompok pengeluaran, pemberi andil terbesar dalam pembentukan inflasi di Kota Kupang bulan November 2018 adalah kelompok transpor dengan andil sebesar 0,69 persen. Sementara beberapa komoditas utama yang menyumbang andil inflasi di Kota Kupang adalah harga tarif angkutan udara, pasir, kangkung, daun singkong, sawi putih, tomat sayur, tahu mentah, bayam, tarif pulsa ponsel, dan sawi hijau.

Meningkatnya permintaan masyarakat pada bulan Desember ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan empat 2018. Meningkatnya permintaan akan mendorong pada peningkatan jumlah produksi barang dan jasa sehingga akan meningkatkan perekonomian.

Demikian juga dari sisi pengeluaran masyarakat juga akan mengalami peningkatan. Namun, bagi masyarakat berpenghasilan tetap hal ini jelas akan mengurangi tabungan (simpanan) uang rumah tangga.

Jamin Ketersediaan Pangan

Apakah inflasi selalu merugikan? Bagi konsumen tentu hal ini sangat merugikan karena menurunkan daya beli. Namun inflasi ideal yang nilainya sebesar 3 hingga 4 persen per tahun akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini akan menguntungkan bagi produsen dan penyedia bahan baku produksi.

Meningkatnya permintaan dan harga komoditas akan meningkatkan keuntungan bagi produsen dan juga bagi penyedia bahan baku produksi seperti petani. Kenaikan harga kebutuhan konsumsi yang berasal dari produk pertanian akan meningkatkan kesejahteraan petani.

Namun apabila kenaikan harga produk pertanian ini lebih banyak dinikmati oleh pedagang besar karena panjangnya rantai distribusi barang, maka petani akan semakin menderita. Hal ini karena kenaikan harga kebutuhan barang konsumsi tidak sebanding dengan kenaikan harga komoditas pertanian yang dihasilkan.

Persoalan yang harus menjadi perhatian pemerintah untuk mengantisipasi inflasi adalah menjamin ketersediaan bahan pangan terutama menjelang perayaan Tahun Baru, sehingga kenaikan harga barang akan terkendali. Walaupun konsumsi masyarakat untuk perayaan Natal telah berlalu, tapi konsumsi masyarakat untuk perayaan Tahun Baru masih sementara berlangsung.

Ketika kenaikan harga barang tidak dapat dicegah, maka memperpendek rantai distribusi barang akan mengurangi ongkos transportasi sehingga pedagang mampu menekan harga jual.

Selain itu memperbanyak melakukan operasi pasar murah bisa menjadi salah satu solusi bagi masyarakat terutama untuk barang-barang yang harganya mudah bergejolak dan dibutuhkan dalam jumlah banyak seperti beras, gula pasir, minyak goreng, cabai, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam, dan lain sebagainya. *

Sumber: http://kupang.tribunnews.com/2018/12/30/inflasi-menjelang-natal-dan-tahun-baru

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur (Statistics of Nusa Tenggara Timur Province)Jl. R. Suprapto No. 5 Kupang - 85111

Telp (0380) 826289; 821755; Faks (0380) 833124

Mailbox : pst5300@bps[dot]go[dot]id

bps5300@bps[dot]go[dot]id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik