Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Triwulan I Tahun 2011 di NTT mengalami peningkatan sebesar 1,25 persen (lebih rendah dibanding peningkatan pada Triwulan IV 2010 sebesar 3,49 persen); sedangkan pertumbuhan secara nasional menurun sebesar -2,18 persen.
Penyebab utama lebih rendahnya pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang NTT pada Triwulan I 2011 dibanding Triwulan IV 2010 adalah menurunnya produksi Industri Makanan dan Minuman/ Food and Beverages (KBLI 15) yakni dengan peningkatan sebesar -0,26 persen dari sebelumnya sebesar 4,70 persen. Dalam hal ini penurunan terjadi pada produksi Industri Manufaktur Pengawetan Ikan, terutama ikan kayu yang tidak diproduksi pada bulan Januari dan Februari 2011 akibat cuaca yang kurang mendukung. Sementara itu produksi Sari buah, kopi bubuk, dan air minum dalam kemasan relative stabil dalam 3 bulan terakhir.Produksi Industri Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman/ Publishing, Printing and Reproduction of Recorded Media (KBLI 22) hanya mengalami sedikit peningkatan, yakni menjadi sebesar 0,12 persen dari Triwulan IV 2010 sebesar 0,04 persen; sementara peningkatan secara nasional menurun sebesar -6,88 persen.Pertumbuhan Produksi Furnitur dan Manufaktur Lainnya/ Furniture and Other Manufacturing (KBLI 36) mengalami kenaikan sebesar 7,00 persen, lebih tiggi dari kenaikan pada Triwulan IV 2010 sebesar 4,15 persen; Sedangkan pada tingkat nasional menurun sebesar -3,45 persen. Peningkatan ini terutama pada produksi aneka furniture.Produktivitas tenaga kerja pada Perusahaan Industri Manufaktur Besar dan Sedang di NTT pada Triwulan I 2011 adalah sekitar Rp.13,8 juta (lebih rendah dibanding Triwulan IV sekitar Rp.20,8 juta). Jika dilihat per KBLI, maka produktivitas tertinggi adalah pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman sekitar Rp.16,6 juta, disusul Furniture dan Manufaktur Lainnya sekitar Rp.10,8 juta; serta pada Perusahaan Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sekitar Rp.9,6 juta.Persentase tenaga kerja pada Perusahaan Industri Pengolahan Makanan dan Minuman lebih tinggi dibanding Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman; serta Furnitur dan Pengolahan Lainnya. Untuk Perusahaan Industri Pengolahan Makanan dan Minuman, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 57,52 persen dapat menghasilkan nilai produksi sekitar 69,08 persen dari total nilai produksi. Sedangkan untuk Penerbitan, Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman, dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 25,95 persen hanya menghasilkan sekitar 18,03 persen dari total nilai produksi; demikian pula untuk Industri Furnitur dan Pengolahan Lainnya, dimana dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 16,53 persen hanya menghasilkan sekitar 12,89 persen dari total nilai produksi.